![]() |
doc. Repro Internet |
Kehidupan
kampus tentunya tak luput dari yang namanya mahasiswa. Mahasiswa sendiri
mempunyai tipe-tipe yang berbeda. Tipe yang pertama mahasiswa kura-kura (Kuliah-Rapat),
dimana mahasiswa ini begitu aktif di sejumlah kegiatan baik mengikuti
organisasi maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Bahkan tak jarang mereka
terlalu nyaman dengan dunia oraganisasinya, bisa-bisa kuliah mereka melebihi batas yang ditempuh.
Adapula mahasiswa kupu-kupu (Kuliah-Pulang) yakni mahasiswa ini segera bergegas
keluar kelas untuk pulang ke rumah/indekost. Sebenarnya seorang mahasiswa tidak
melulu belajar dalam ruang kelas saja. Seluruh aspek terkait kampus itu juga
pembelajaran bagi mahasiswa.
Dari perbedaan
tipe mahasiswa tersebut, saya mengamati beberapa kondisi mahasiswa, ketika
mereka telah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa yakni belajar di kelas.
Kerap kali mereka ingin segera kembali ke rumah/indekost. Keinginan
untuk segera kembali ke rumah, tak heran jika mereka ketinggalan berbagai
informasi mengenai kampus.
Mereka lebih memilih pada tujuan awal yakni menuntut
ilmu dengan membaca buku, mendengarkan dosen menjelaskan mata kuliah hingga
mengerjakan setumpuk tugas. Tanpa adanya pembelajaran lain yang didapatkan di
luar kampus. Padahal di luar kelas masih banyak pembelajaran yang bisa diambil.
Merasa bahwa
belajar di kelas yang mereka perlukan saat ini, selebihnya tidak dihiraukan.
Tak heran jika mereka suka berdiam tanpa memberikan respon positif terhadap
ramainya kehidupan kampus, bagaimana kondisi kampusnya saat ini mereka pun tak
mengetahui banyak hal, seperti tidak diketahuinya para petinggi kampus seperti rektor
dan jajarannya.
Pernah saya
menanyakan kepada beberapa mahasiswa yang masuk dalam kategori mahasiswa
kupu-kupu ini, kebanyakan mereka hanya membalas dengan ogah-ogahan. Bahkan
salah satu dari mereka bertanya manakah wajah dekan dari fakultasnya. Mereka
juga sering menghindar ketika ditanya beberapa hal mengenai kampus.
Kebanyakan mahasiswa
yang acuh tak acuh dengan kampus, mereka hanya suka dengan dunianya saja,
seperti nongkrong yang kebanyakan anak muda lakukan ketika jam kuliah berakhir,
ketika di hari libur diisi dengan berpergian ke luar kota, jalan-jalan ke Mall,
maupun bersantai di rumah/indekost tanpa adanya kegitaan yang jelas.
Tugas mahasiswa
sebenarnya adalah belajar. Tetapi, belajar juga tidak terikat pada mata kuliah
yang diberikan oleh dosen. Belajar yang dimaksud adalah mampu mengkondisikan
dirinya aktif dalam segala kegiatan di kampus. Agar nantinya jika mahasiswa
langsung terjun di dunia masyarakat, mereka sudah mempunyai bekal.
Bekal dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi, seperti memberantas korupsi,
meningkatkan pendidikan generasi bangsa dengan membuat komunitas mengajar,
menyelesaikan kasus perselingkuhan yang ada di suatu kampung, dan lain
sebagainya.
Apapun kondisi
yang terjadi di kampus, mahasiswa mampu mengambil pelajaran dalam setiap
kejadian. Maka dari itu, perlu adanya mahasiswa yang peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Demi menciptakan generasi yang dapat membawa perubahan baik.
Adanya mahasiswa
yang dipandang oleh masyarakat ini tentunya memiliki potensi dan kemampuan
lebih dibandingkan golongan dari sekelompok rakyat. Jadi sepantasnya seorang
mahasiswa harus memiliki kualitas diri yang jauh lebih baik dibanding rakyat
biasa, nantinya siap untuk memberi sebuah gebrakan baru demi terciptanya suatu
perubahan tentunya untuk negara Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa mahasiswa
disebut sebagai agent of change.
Oleh: Warda Hikmatul Mardiyah
*Penulis adalah Mahasiswa Semester III Ilmu Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya
No comments:
Post a Comment